Bersuara, Berbuat untuk Iklim: Aksi menyuarakan permasalahan iklim yang diinisiasi anak-anak muda dari berbagai elemen terus bergulir di 15 kota di Indonesia. Tahun ini akan menjadi pertaruhan masa depan anak-anak muda Indonesia. Pemilu 2024 akan menjadi penentu siapa pemimpin Indonesia dalam kedaruratan iklim mendatang. Generasi muda akan menjadi saksi, sekaligus menentukan apakah krisis iklim yang sedang kita alami bersama akan menjadi perhatian utama para politikus di pemilu 2024.
Pada dua bulan pertama tahun 2023 saja, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat setidaknya sudah ada 152 bencana alam yang disebabkan oleh perubahan iklim. Mulai dari banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, hingga kebakaran hutan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengumumkan peringatan dini potensi terjadinya kekeringan terparah pada tahun ini di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Kemudian World Meteorological Organizations (WMO) menyatakan bahwa kenaikan suhu rata-rata bumi saat ini sudah mencapai 1.2°C dan pada delapan tahun terakhir tercatat sebagai tahun-tahun terpanas. Kenaikan suhu global yang terjadi telah berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia terutama Masyarakat Adat.
Perubahan iklim merupakan salah satu faktor pemicu meningkatnya kenaikan permukaan air laut dan perubahan pola angin, yang juga mempengaruhi kondisi gelombang air laut. wilayah yang paling terdampak atas perubahan iklim adalah wilayah bagian pesisir. Terjangan Gelombang yang besar dapat menyebabkan abrasi pantai, merusak ekosistem mangrove dan mengancam kehidupan masyarakat, terutama yang tinggal di wilayah pesisir.
Masyarakat Adat Adalah Garda Depan Penjaga Iklim.
Pelibatan masyarakat adat sangat penting dalam mengatasi krisis iklim, saat ini eksistensi masyarakat adat justru terancam, banyaknya upaya penjarahan sumber daya alam dan pengalihan fungsi hutan, ini adalah bentuk menyingkirkan hak-hak masyarakat hukum adat.
Masyarakat adat yang mengusung norma hidup menjaga kelestarian sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, merupakan garda terdepan dalam pemenuhan target Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen pada tahun 2030 guna mencegah krisis iklim lebih parah lagi. Sebagai penjaga alam terbaik, suara masyarakat adat penting didengar oleh publik dan para pengambil kebijakan.
Peran Anak Muda Riau Dalam Aksi Global Climate Strike (GCS)
Anak-anak muda dalam aksi Global Climate Strike (GCS) melakukan aksi dan menyerukan tentang pemasalahan krisis iklim yang semakin genting. Pada tahun 2023 ini anak muda Riau kembali melakukan gerakan yang di inisiasi oleh Extinction Rebellion Riau aksi ini berlangsung di depan Kantor Gubernur Provinsi Riau dan di ikuti oleh beberapa lembaga yang ada di Riau diantara nya Walhi Riau, KPA EMC², BDPN, IMKD, Wanapalhi, Gemas Riau dan Greenomos.
Pada strike kali ini, tiga tuntutan kepada pemerintah untuk segera menegakkan keadilan iklim :
- Indonesia Darurat Iklim, Aksi Iklim Segera!
Data dari sektor-sektor pembangunan telah menunjukan bahwa krisis iklim adalah permasalahan yang terbesar saat ini untuk umat manusia dan termasuk Indonesia. Sudah selayaknya kegentingan ini menjadi kekhawatiran bersama dan disaat yang sama menjadi peluang jika dilakukan dengan segera. Pendeklarasian darurat iklim akan menjadi dasar dari setiap langkah pembangunan Indonesia dan menyelamatkan hak hidup rakyat Indonesia. Deklarasi darurat iklim akan mempertegas tindakan adaptasi dan mitigasi bencana dampak perubahan iklim dari tingkat nasional hingga kota dan desa.
Kebijakan dan tindakan pengendalian krisis iklim Indonesia harus menjadi prioritas. Jika menunda, maka HAM masyarakat dipertaruhkan. Jika solusi tidak tepat guna, maka akan menimbulkan masalah baru dan memperparah situasi. Aksi iklim perlu diprioritaskan dan menjadi komitmen pemangku kebijakan. Tindakan yang memperparah situasi HARUS dihentikan dan ditegaskan.
- Keadilan Iklim Harus Jadi Agenda Prioritas di Pemilu 2024
Jelang Pemilu 2024, Anak-anak muda menuntut isu krisis iklim harus menjadi agenda prioritas pada seluruh rangkaian kampanye politik pemilu 2024. Krisis iklim bukan hanya isu gimmick untuk menyenangkan anak muda tetapi ini isu yang harus ada dalam setiap pembicaraan para politisi. Isu krisis iklim tidak bisa di kotak-kotakan karena krisis iklim menyentuh seluruh sendi kehidupan. Anak muda akan menjadi saksi dan sekaligus penentu siapa politikus yang akan berpihak pada masa depan mereka. Saat ini banyak partai mencari suara dari anak muda. Bahkan, menjadikan anak muda sebagai calon legislatif. Namun, dari sisi komitmen terhadap lingkungan dan krisis iklim, masih jadi pertanyaan besar. Saat ini, anak muda sudah cukup kritis dan paham bahwa kerap kali komitmen hijau hanya dijadikan gimmick yang berbalut greenwashing dan youthwashing.
Jelang 2024, banyak politikus yang mencari suara anak muda, bahkan menjadikan anak muda sebagai calon legislatif. Namun, bagaimana dengan komitmennya untuk aspek lingkungan dan krisis iklim? Nyatanya, anak muda sudah cukup kritis, kami menolak komitmen hijau omong kosong dan gimmick anak muda (greenwashing & youthwashing). Kami menuntut komitmen konkrit dari pada calon untuk menegakkan keadilan iklim.
- Generasi muda menolak solusi palsu
Anak-anak muda menegaskan bahwa mereka menolak solusi iklim palsu yang digadang-gadang pemerintah. Aksi iklim, termasuk transisi energi, seharusnya dilakukan secara berkeadilan dan tanpa solusi yang menipu. Sejauh ini, solusi palsu dalam aksi iklim telah banyak merenggut ruang-ruang energi terbarukan yang adil dan bersih. Mulai dari maladaptasi hingga berbagai teknologi yang hanya memperpanjang umur batu bara pada agenda transisi energi berbalut tulisan hijau.
Solusi palsu dalam aksi iklim telah bertebaran, mulai dari maladaptasi hingga berbagai teknologi yang diandalkan dalam agenda transisi energi Indonesia. Tanpa solusi yang sesungguhnya, Indonesia hanya akan dihadapkan dengan berbagai masalah baru. Aksi iklim, termasuk transisi energi, harus dilaksanakan secara berkeadilan tanpa solusi tipu-tipu.
“Krisis iklim menjadi salah satu ancaman besar bagi seluruh kehidupan makhluk di Bumi. Saatnya kita masyarakat sipil berkonsolidasi dan menuntut pemerintah untuk menghadirkan solusi yang menyelamatkan hidup kita! Stop solusi palsu : Stop Deforestasi dan Selamatkan Hutan yang tersisa di Riau” kata Rina Noviana, Koordinator Lapangan GCS Riau (Extinction Rebellion Riau).
“Pada aksi ini, Kami Aliansi anak Muda Riau mengecam segala tindakan pemerintah yang selama ini terus menggerus masa depan kaum muda melalui sistem ekonomi politik yang tidak mengedepankan masyarakat dan lingkungan. Kami juga mengajak seluruh kaum muda Riau untuk bisa bergerak bersama menyuarakan keadilan iklim yang sebenarnya di Riau. Kami menuntut pemerintah untuk segera melakukan tindakan pengendalian krisis iklim tanpa menghadirkan solusi palsu” Ucap Rina.
“Dampak dari krisis iklim adalah sudah sangat dirasakan di Riau Banjir Rob yang terjadi di daerah – daerah pesisir, Deforestasi, Kebakaran Hutan dan lahan serta Abrasi yang terjadi di Pulau – Pulau kecil yang ada di Riau. Saat ini Ribuan Hectar Perkebunan Rakyat hancur dan ribuan lainnya menyusul hancur, artinya ribuan kemiskinan telah lahir akibat krisis iklim. Menghentikan Riau sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca dan menyelamtkan hutan yang tersisa serta mempercepat proses pemulihan sudah sangat mendesak kita untuk menyelamtkan Rakyat.” kata Rina (XR Riau) dan Zainal (BDPN)
Tahun ini akan menjadi pertaruhan masa depan anak-anak muda Indonesia. Pemilu 2024 akan menjadi penentu siapa pemimpin Indonesia dalam kedaruratan iklim mendatang. Generasi muda akan menjadi saksi, sekaligus menentukan apakah krisis iklim yang sedang kita alami bersama akan menjadi perhatian utama para politikus di Pemilu 2024.
Sementara itu, World Meteorological Organizations (WMO) menyatakan bahwa kenaikan suhu rata-rata bumi sudah mencapai 1.2°C dan pada delapan tahun terakhir tercatat sebagai tahun-tahun terpanas. Kenaikan suhu global yang terjadi telah berdampak pada semua aspek kehidupan masyarakat Indonesia, mulai dari sektor ekonomi, pangan, sosial hingga politik.
Global Climate Strike 2023 di Indonesia berlangsung di 15 kota, berikut daftar lengkapnya sesuai urutan abjad.
- Bandung, 3 Maret 2023
- Banjarbaru, 3 Maret 2023
- Bondowoso, 3 Maret 2023
- Jakarta, 3 Maret 2023
- Jambi, 3 Maret 2023
- Jayapura, 3 Maret 2023
- Kupang, 3 Maret 2023
- Kutai Timur, 8 Maret 2023
- Lombok, 3 Maret 2023
- Medan, 3 Maret 2023
- Pekanbaru, 3 Maret 2023
- Pontianak, 3 Maret 2023
- Solo, 5 Maret 2023
- Sukabumi, 3 Maret 2023
- Yogyakarta, 3 Maret 2023
Daftar komunitas, pergerakan, organisasi, dan lembaga di Riau yang tergabung:
- Extinction Rebellion Riau
- GREENOMOS
- IMKD
- KPAEMC2
- LPE
- WALHI Riau
- Wanapalhi
- BDPN
Informasi selengkapnya mengenai Global Climate Strike 2023 di Indonesia bisa dilihat di globalclimatestrike.id.
Kontak Media:
Rina Noviana, 082284700029