Hampir 30 Persen dari total seluruh jumlah populasi penduduk Indonesia adalah generasi Z. Saya adalah salah satu generasi Z yang lahir dan tumbuh besar di Provinsi Riau, daerah yang hampir setiap tahunnya terpapar kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. Maka peran kami sebagai Generasi Z sangat dibutuhkan untuk mencegah krisis iklim dan kesehatan di Indonesia.
Perjalananku dimulai dari Riau menuju Kalimantan Barat untuk menjadi bagian dari Tim Cegah Api (TCA) Greenpeace Indonesia—di mulai dengan banyak rintangan yang dilalui, izin terhadap restu orang tua, memutuskan untuk berhenti sejenak dalam pengerjaan skripsi di kampus, hingga akhirnya dapat mengikuti proses yang dilakukan di TCA pada deployment tahun ini.
Semuanya telah terbayarkan dengan pengalaman dan aktifitas bersama teman-teman TCA yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan dimulai dengan pelatihan yang dilakukan di Gardenia Resort Pontianak yang dilaksanakan selama delapan hari bersama pelatih dari Greenpeace Rusia dan Indonesia. Kami dibekali berbagai pengetahuan terkait kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyebabkan dampak dan bencana kabut asap. Selain itu, kami juga diperkenalkan dan diberitahu cara penggunaan beragam alat-alat untuk pemadaman. Kemudian, dilanjutkan dengan deployment sebagai bentuk aplikasi dari proses kegiatan selama pelatihan berlangsung.
Tim Cegah Api berfokus pada pencegahan, dan pemadaman merupakan upaya terakhir. Maka dari itu, mencegah kebakaran pada lahan gambut adalah prioritas utama yang dilakukan oleh TCA. Mengingat Indonesia adalah salah satu negara dengan bencana karhutla pada lahan gambut. Karena itu, TCA dituntut untuk mengetahui karakteristik dan sifat tanah gambut.
Banyak hal yang kami lakukan selama proses deployment, dikarenakan tidak adanya kebakaran besar yang terjadi di Pontianak dan sekitarnya. Maka, TCA hanya memberikan edukasi kepada masyarakat melalui kegiatan kunjungan ke desa, sekolah, dan kampus. Selain itu, TCA juga melakukan sharing skill bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berada di Pontinak guna bekerja sama dalam memantau titik api. TCA selalu melakukan pemantauan titik api melalui aplikasi Lapan Fire, Sipongi, dan beberapa laman web lainnya.
Pada tahun ini, Indonesia beruntung karena adanya gejala perubahan pada iklim bumi yang disebut La Nina. La Nina adalah peristiwa di mana turunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah suhu rata-rata sekitarnya. Kejadian tersebut menyebabkan tekanan udara pada ekuator Pasifik Barat menurun yang mendorong pembentukan awan berlebih dan menyebabkan curah hujan tinggi.
Meski begitu, kita tidak boleh lengah, dikarenakan karhutla bisa terjadi kapan saja. Sebagai generasi Z, atau penerus generasi yang akan hidup di bumi, saya harus mengambil tindakan untuk ikut serta mencegah karhutla. Tindakan kecil akan menjadi tindakan yang besar jika dilakukan bersama-sama.
Besar harapan, kita sebagai makhluk yang tinggal dibumi turut menjaga bumi ini supaya tidak lagi terjadi karhutla. Sehingga kita semua dapat hidup dengan tentram dan damai di negeri ini tanpa bencana kabut asap yang terus menghantui kita setiap tahunnya. Karena tidak lagi ada tempat tinggal yang lebih baik selain bumi ini bagi semua makhluk hidup.