Pada bulan Juni 2015, Royal Golden Eagle (RGE) dan anak perusahaan mereka seperti APRIL, Sateri, Asia Pacific Rayon, dan Asia Symbol berjanji untuk menghentikan deforestasi dari semua operasi produksinya (Rantai pasoknya). Permintaan kayu dari pabrik pulp and paper skala besar telah mendorong deforestasi yang sangat parah Di Indonesia, terutama di Pulau Sumatera, selanjutnya menjadi sinyal bahaya untuk Pulau Kalimantan dan selanjutnya Tanah Papua. Kehadiran pabrik Bubur Kertas skala besar juga menghilangkan keanekaragaman hayati, meningkatkan emisi gas rumah kaca dan berpotensi menimbulkan konflik dengan masyarakat sekitarnya.
Berikut rangkuman beberapa laporan terkait deforestasi di dalam operasi produksi Royal Golden Eagle (RGE) dan Anak Perusahaannya setelah mengumumkan penyempurnaan Kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan:
- PT Adindo Hutani Lestari (AHL) yang diketahui telah melakukan penebangan hutan alam sejak 2015 lalu hingga 31 Agustus 2020, PT AHL tercatat sebagai salah satu pemasok pasar terbuka dalam daftar sumber pasokan seratnya APRIL.
- Tahun 2021 – 2022, Pabrik pulp dan kertas Asia Symbol di Rizhao, Cina, sebuah pabrik serpihan kayu yang terafiliasi dengan Royal Golden Eagle (RGE). menerima kayu dari beberapa perusahaan di Kalimantan yang membabat hutan alam melalui PT Balikpapan Chip Lestari seperti PT Mayawana Persada di Kalimantan Barat dan PT Industrial Forest Plantation (IFP) di Kalimantan Tengah.
- Berdasarkan Dokumen Rencana Pemenuhan Bahan Baku Pengolahan Hasil Hutan dari KLHK Tahun 2021 dan 2022: Kayu alam yang ditebang di Areal Food Estate di Sumatera Utara masuk ke Pabrik PT Toba Pulp Lestari yang terafeliasi dengan Royal Golden Eagle (RGE).
