KPA EMC²

PERJALANAN MENYAKSIKAN KEUNIKAN DAN PERSOALAN DESA TASIK BETUNG

Tasik di Kampung Tasik Betung

Desa tasik betung merupakan salah satu desa di sungai Mandau, Kabupaten Siak. Desa Tasik Betung terbentang sangat luas yang terdiri dari 2 dusun yang berada di dalam Kawasan Perkebunan HTI dan Kawasan Lindung Cagar Biosfir Giam Siak Kecil.

Kedua dusun ini memiliki keunikan tersendiri. Dusun 1 memiliki hutan imbo botung dan dusun 2 memiliki hutan alami di Cagar Alam Biosfer Giam Siak Kecil. Dimana pada kedua dusun ini terbentang tasik yang sangat Panjang dan luas bermuara pada sungai siak kecil yang menyatukan dua dusun ini. Untuk melihat keunikan Desa Tasik Betung dari dekat saya dan tim memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Desa Tasik Betung.

Tanggal 09-10 Oktober 2021, Dengan menggunakan beberapa sepeda motor, dari kampus FMIPA UNRI saya bersama tim menuju ke Desa Tasik Betung, Kecamatan Sei. Mandau Kabupaten Siak. Perjalanan ini diperkirakan memakan waktu lebih kurang tiga jam, perjalanan menuju Desa Tasik Betung disuguhkan beragam pemandangan tidak biasa kami lihat, mulai dari kebun kelapa sawit sampai perkebunan akasia/ecaliptus milik perusahaan bubur kertas terbesar di Asia. jalan menuju Desa Tasik Betung melewati jalan HTI milik Perusahaan Sinarmas, jalannya yang berbatu serta licin saat hujan, hal ini tidak menyurutkan langkah saya dan tim untuk datang ke Desa Tasik Betung. Hingga sampai pada saatnya kami melihat gerbang selamat datang di Desa Tasik Betung, saya menjadi lega karena akhirnya bisa sampai di desa tujuan. Menjelang memasuki pemukiman masyarakat desa tasik betung, kami disuguhkan akan indah nya hutan yang masih alami. Jalan menuju daerah pemukiman dibuat seakan memisahkan 2 hamparan hutan alam tersebut.

Selain melakukan perjalan untuk melihat keunikan desa tasik betung saya dan tim juga melakukan beberapa kegiatan untuk menjalin hubungan silaturrahmi dengan masyarakat tasik betung. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan penanaman 30 bibit tanaman buah di sekitar gerbang masuk Desa dan dikiri kanan jalan menuju Desa Tasik Betung. adapun jenis bibit tanaman buah yang ditanam adalah Matoa, Jambu air, Lengkeng, Jeruk, Jambu bol, Jambu biji dan durian. Supaya buahnya nanti dapat dimanfaatkan oleh masyarakat kelak.

Saya merupakan salah satu anggota Kelompok Pecinta Alam (KPA) EMC² Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Riau, Bersama tim saya memutus kan untuk melakukan kegiatan bersama Kelompok Tani dan Kelompok Sadar Wisata Kampung Tasik Betung melakukan penanaman 220 bibit buah yang beragam jenis. Yang akan di tanam di areal milik kelompok tani yang terdiri dari 5 kelompok dengan luasan 11 Hektar, areal yang ditanam ini berbatasan langsung dengan hutan alam yang menjadi rumah kawanan Gajah Sumatera dan berada dalam Kawasan Hutan Tanaman Industri.

Gajah sumatera hidup di hutan-hutan dataran rendah di bawah 300 meter dpl. Tapi juga sering ditemukan merambah ke dataran yang lebih tinggi. Jenis hutan yang disukainya adalah kawasan rawa dan hutan gambut. Populasinya tersebar di 7 propinsi meliputi Riau, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Saat ini jumlah Gajah Sumatera terus diperkirakan mengalami penyusutan. Karena habitat hidupnya terus menyempit. Terhitung 25 tahun terakhir, Pulau Sumatera telah kehilangan 70% luas hutan tropis yang menjadi habitatnya. termasuk binatang nokturnal yang aktif di malam hari. membutuhkan waktu tidur hanya selama 4 jam per hari dan terus bergerak selama 16 jam untuk menjelajah dan mencari makanan dan sisanya digunakan untuk berkubang dan bermain. Pergerakannya dalam sehari bisa mencapai 20 km2. Idealnya kebutuhan luas areal untuk habitat gajah liar minimal 250 km2 berupa hamparan hutan alami yang tidak terputus. Gajah sumatera memakan rumput-rumputan, daun, ranting, umbi-umbian dan kadang buah-buahan.

Warga Desa Tasik Betung mengaku merasa sangat beruntung karena masih ada hutan alami yang masih tersisa di wilayah Desa mereka, hutan tersebut disebut dengan nama Hutan Imbo Botung, luasannya sekitar 20 Km2 . Hutan ini dikukuhkan oleh kerajaan siak pada zaman itu supaya dijadikan hutan alam dan dijaga, karena itu ada beberapa penyebutan terhadap hutan ini ada yang menyebutnya hutan kerajaan dan hutan imbo botung. Namun berdasarkan sejarahnya hutan ini disebut masyarakat sebagai hutan imbo botung. Hutan Imbo Botung ini diyakini oleh masyarakat adat tasik betung sebagai pertahanan atau benteng desa tasik betung dan merupakan Ikon Tasik Betung. Yang mana Imbo artinya Hutan dan Botung adalah Bambu.

Dulu hutan ini sangat luas akan tetapi beberapa bagian nya sudah tergarap oleh adanya perusahan disekitarnya baik Hutan tanaman industry maupun perkebunan kelapa sawit. Meyakini terkait keberadaan Hutan Imbo Botung, masyarakat adat desa tasik betung melakukan penyembelihan kambing pada setiap lebaran idul adha di hutan imbo betung ini, masyarakat tasik betung memanfaatkan Hutan Imbo Botung sebagai hutan yang lengkap yang semuanya ada didalam nya bisa dimanfaatkan sebagai obat-obatan, damar dan ada beberapa tanaman yang tidak ada di hutan lain.

Sedangkan nama Desa Tasik Betung diambil dari hutan imbo botung dan adanya tasik yang terbentang sangat panjang, keyakinan masyarakat Desa Tasik Betung dimana makna tasik berbeda dengan danau karena tasik akan kering pada waktu musim kemarau berbeda dengan danau yang tidak pernah kering.

Desa Tasik Betung terdiri dari 2 dusun, Keunikan pada dusun satu terdapatnya Hutan Imbo Botung yang Saat ini masih terdapat kawanan Gajah Sumatera yang tersisa mendiami hutan imbo botung tersebut, karena luasannya tidak mencukupi untuk habitan gajah liar, tidak heran kalau kawanan Gajah tersebut sering datang ke kebun-kebun milik warga yang berada di sekitar Hutan tersebut. Hutan ini juga terdapat dua hamparan yang dipisahkan oleh jalan menuju desa sehingga gajah tersebut sering kali ditemukan dijalanan oleh masyarakat.

Sedangkan di dusun dua Desa Tasik Betung terdapat Hutan Alam Cagar Biosfer Giam Siak Kecil yang memiliki luas 178.722 hektar yang terdiri dari zona inti dan zona penyangga. Zona Inti adalah areal hutan alami asli yang terdiri dari Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil seluas 84.967 hektar dan Suaka Margasatwa Bukit Batu seluas 21.500 hektar, sedangkan zona penyangga adalah hutan produksi yang tidak ditebangi lagi.

Perjalanan menuju dusun 2 dari dusun 1 cukup jauh, perjalan bisa ditempuh dengan perjalanan darat dan juga bisa menggunakan perahu melewati tasik, karena tasik ini menghubungkan kedua dusun, karena memiliki hutan alam ini, tidak dapat dipungkiri banyak nya ancaman yang terjadi, yaitu terjadinya illegal logging dan perusakan hutan lainya membuat masyarakat mesti berjuang untuk menyelamatkan hutan ini. Di hari terakhir, bersama tim KPA EMC2 melakukan diskusi bersama Kelompok Tani dan Kelompok Sadar Wisata terkait kecemasan warga karena gangguan gajah dan persoalan illegalloging, masalah Gajah yang sering datang memakan dan merusak perkebunan milik warga yang berada disekitar hutan imbo botung serta maraknya illegal logging dihutan alam Cagar Biosfer. Masyarakat melalui kelompok tani sudah melaporkan keresahan warga ini ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dan meminta solusi, namun hingga saat ini masih belum mendapatkan solusi yang tepat, harapannya kepada pemerintah dan penegak hukum adalah kebun-kebun milik warga tidak terganggu oleh Gajah sumatera dan Gajah tetap selamat  serta illegalloging tidak lagi terjadi. Harapannya melakukan razia rutin terhadap pemberantasan pelaku illegal logging oleh Polda Riau, dimana menangkap dan meghukum seberat-beratnya seluruh pelaku illegal logging dan menyita kayu bulat yang berasal dari Cafar Biosfer Giam Siak Kecil.

Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAMBANG

Lambang KPA EMC² adalah segitiga berada di tengah-tengah setengah lingkaran yang ada di atas dasar warna putih dengan sudut lancip di bawah dengan arti lambang menunjukkan kedudukan di FMIPA UNRI serta menunjukkan KPA EMC² berorientasi pada lingkungan dan kelestarian alam yang berbasiskan penelitian di dasari sebagai perwujudan dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa.